Komoditas Karet Keluhkan Harga Jual Karet Yang Kian Menurun

Berita260 Dilihat

Lensa Garuda- Musi Rawas Babinsa Koramil 406-05/Muara Kelingi Kodim 0406/Lubuklinggau Serda Suryanda melaksanakan kegiatan komunikasi sosial(Komsos) bersama petani karet di tempat peristirahatan area perkebunan karet di Desa Pangkalan Tarum Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu (BTS ULU) Kabupaten Musi Rawas , Rabu(31/08/2022).

Komoditas karet, khususnya di Desa Pangkalan Tarum terus mengalami penurunan, bahkan sampai saat ini. Padahal, tanaman karet dulu menjadi mata pencaharian utama para petani.

Saat ini, mata pencarian petani Desa Pangkalan Tarum beralih ke komoditas lain yaitu jagung dan sawit. Menurut warga, komoditas lain ini lebih baik dan harganya pun stabil.

Babinsa Serda Suryanda mengatakan kegiatan komsos yang kita lakukan ini bertujuan untuk memberikan motivasi dan mempererat silaturahmi dan kerja sama yang baik dalam mendukung tugas pokok Babinsa serta terwujudnya kemanunggalan TNI dengan rakyat.

Diketahui musim penghujan menyebabkan kemampuan petani menyadap getah karet turun. Diperkirakan, hasil penyadapan kurang dari 30 kg per hari per hektare. Ternyata sebagian petani karet adalah penggarap. Dengan demikian, hasil yang diperoleh hanya sepertiganya. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi petani karet.

“Mengingat penghasil utama karet adalah perkebunan rakyat, harus ada upaya untuk membina petani karet agar produktivitas dan mutu karet tinggi. Ke depan tetap harus memberdayakan petani dengan menerapkan budi daya yang baik”,ujar Serda Suryanda.

Bapak Basri salah satu petani karet mengatakan hasil dari menderes karet memang lumayan, tapi ketika dijual hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Apalagi harga kebutuhan pokok juga lumayan mahal. Anjloknya harga karet tersebut diakuinya sangat berdampak terhadap kehidupan perekonomian masyarakat, khususnya petani karet dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Harga karet dalam beberapa tahun terakhir ini sudah berkali-kali mengalami penurunan mulai dari harga tertinggi mencapai Rp12 ribu per kg, kemudian terus turun tajam menjadi mulai dari Rp 8 ribu per kg hingga sempat merosot tajam ke Rp5.000 per kg,” katanya.

“Itu masih harga kotor belum dipotong untuk biaya perawatan. Yang pasti kami merasa sangat sulit dengan turunnya harga karet,belum lagi kalau hujan” imbuhnya.(Pendim 0406/LLG).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *